Top Ad 728x90


Friday, July 31, 2020

KONSISTENSI

Sebuah kata yang mudah diucapkan, namun lumayan seru untuk diwujudkan.

Saya merasakannya dalam beberapa hari terakhir ini terkait dengan berupaya konsisten menulis seputar urban farming dan kebijaksanaan yang mengikutinya sesuai dengan yang pernah dan sedang saya alami.

Sudah terdapat beberapa judul tulisan, namun saya lewati dulu karena tulisan ini lebih relevan dengan yang saya rasakan hari ini.

Ya, konsistensi. Saya sedang melatih diri untuk konsisten menulis. Mengingat usia yang masih tergolong muda, namun sudah berada di tengah-tengah kecenderungan jatah usia manusia di Indonesia pada umumnya, maka saya perlu lebih banyak belajar. Dan karena ingin banyak belajar, maka saya perlu lebih banyak menulis.

Mengapa menulis? Karena belajar (melalui membaca, mendengarkan podcast, menonton video pembelajaran, dan sebagainya) itu seperti menghirup udara. Dan bila tidak dihembuskan dengan menghasilkan sebuah karya, dan menulis adalah yang paling sederhana yang bisa saya lakukan, maka bisa jadi diri ini tidak akan mudah untuk menyerap ilmu-ilmu selanjutnya.

Karena seperti yang disebutkan oleh futurolog Alvin Toffler, “The illiterate of the 21st century will not be those who cannot read and write, but those who cannot learn, unlearn, and relearn.”

“Yang disebut buta huruf di abad 21 bukanlah orang yang tak bisa membaca dan menulis, tapi yang tidak bisa belajar (learn), meninggalkan hal yang relevan (unlearn), dan belajar ulang (relearn).” (Dikutip dari rumahinspirasi.com)

Yup. Saya meyakini bahwa saya, bila masih diberi usia, akan bisa ikut merasakan suasana kehidupan di abad 21 ini. Artinya, bila ingin menjadi bagian dari warga abad 21 yang bisa mengikuti perkembangan zaman, saya perlu mempersiapkan diri untuk terus belajar, untuk melepas apa yang sudah saya pelajari kalau itu sudah tidak relevan, dan kembali belajar hal-hal yang baru.

Mudah? Jelas akan sangat menantang, karena di sanalah antara ego dan nilai-nilai hidup yang diyakini akan mewarnai setiap keputusan belajar.

Dan semua akan berjalan bersama dengan proses perenungan.

Dan sepertinya salah satu momen perenungan yang bisa saya rasakan adalah saat menulis. Ya, seperti saat sedang menulis tulisan ini atau sedang menuliskan jurnal syukur atas apa yang saya alami setiap harinya.

Semoga saya bisa terus konsisten menulis, menulis apa pun yang sedang saya pikirkan dan saya rasakan, khususnya terkait dengan urban farming, sebuah aktivitas dan kegiatan yang sepertinya akan saya lakukan seumur hidup saya, di mana pun saya berada.

Semoga saya bisa konsisten, sekonsisten tanaman yang memberikan begitu banyak manfaat karena kehadirannya. 

Cipinang Muara, 31 Juli 2020

#selfreminder
#urbanfarmingwisdoms
#motivarmer

Keterangan gambar: Hasil stek tanaman basil di rockwool yang sudah siap pindah ke instalasi hidroponik.

=========

Untuk sharing, tulisan lebih lengkap dan diskusi seputar komposting dan urban farming, silakan melalui link-link berikut:
bit.ly/GrupFBSahabatRumahHijau
bit.ly/PodcastRumahHijaunet
bit.ly/YoutubeRumahHijaunet

Untuk mengikuti pelatihan komposting secara online, silakan langsung klik link berikut:
bit.ly/PelatihanKompostingOnline

0 comments:

Post a Comment

Top Ad 728x90