Pada Sabtu ini, 15 November 2014, kembali aku berkesempatan untuk menyetorkan sampah-sampah kering yang sudah dipilah di rumahku. Karena mobil sudah pergi sejak pagi, dan karena jumlah sampah yang mau dibawa tidak terlalu banyak, jadilah hari ini aku ke bank sampah naik motor dengan ikatan karung-karung di atasnya.
Ada yang berbeda saat aku sampai ke bank sampah hari ini karena ada standing banner dengan tema Jakarta Green Collection 2014 yang diprakarsai oleh Yayasan Rumah Pelangi dan Yayasan Unilever Indonesia. Sayangnya aku belum sempat mengambil gambar banner tersebut karena sudah keburu dibawa pergi.
Begitu aku masuk ke dalam aula RW yang siang ini cukup dipenuhi berbagai macam sampah kering aneka kategori, tiba-tiba nama Mbak Lala disebut oleh salah satu petugas pencatat, seperti seseorang yang sudah ditunggu kehadirannya saja. Dan benar saja, ternyata pagi ini baru saja digelar semacam acara bagi-bagi hadiah untuk nasabah bank sampah dengan kriteria tertentu. Dan Mbak Lala ternyata masuk ke dalam kategori nasabah dengan saldo terbanyak sehingga mendapatkan hadiah sebuah toaster listrik.
Setelah sampah-sampah keringku yang terdiri dari duplek, kertas dan aneka plastik yang masuk ke dalam kategori emberan ditimbang, aku tak dapat menahan rasa penasaranku atas Yayasan Rumah Pelangi yang sepertinya hadir di dalam kegiatan bank sampah siang ini. Lalu kuhampiri kembali seorang laki-laki yang mengenakan baju abu-abu dengan tulisan Rumah Pelangi untuk bertanya-tanya seputar apa itu Yayasan Rumah Pelangi dan kaitannya dengan bank sampah.
Ternyata… pria berbaju Rumah Pelangi yang bernama Mas Sochib itu tidak sendirian. Aku kemudian diperkenalkan kepada Mas Hilal, Mas Andri, Mas Agus dan seorang perempuan berjilbab yang aku tidak ingat namanya, sebagai rekannya dari Yayasan Rumah Pelangi. Jadilah niatnya hanya sebentar saja di bank sampah malah jadi berlama-lama, karena berbincang-bincang seputar sampah dan upaya penanganannya sungguh sangat menarik, apalagi dengan para praktisi di dalam bidang tersebut.
Dari bincang-bincang siang ini, aku menjadi tahu apa itu Yayasan Rumah Pelangi yang salah satu fungsinya sebagai lembaga penyalur dana CSR (corporate social responsibility) perusahaan yang menjadi penggerak bank-bank sampah yang ada di Jakarta. Dari bincang-bincang itu pula aku mengetahui bahwa sesungguhnya sudah ada sekitar 200-an bank sampah yang tersebar di Jakarta dan telah mendapat dukungan dari pemerintah untuk penyelenggaraannya. Bahkan disebutkan salah satu yang telah dicanangkan oleh pemerintah adalah adanya satu bank sampah di dalam satu kelurahan.
Lalu aku juga jadi mengetahui bahwa Yayasan Rumah Pelangi melakukan penilaian terhadap bank-bank sampah yang ada di Jakarta ke dalam beberapa kategori, yaitu putih (white), biru (blue), silver (perak), emas (gold) dan platinum sesuai dengan kriteria penilaian yang mereka tetapkan seperti jumlah nasabah dan tonase sampah kering yang berhasil dikumpulkan. Bank sampah tempat aku datang sendiri kabarnya telah masuk dalam kategori silver.
Dan salah satu yang sedang digerakkan oleh Yayasan Rumah Pelangi adalah menjadikan bank sampah tidak hanya sebagai pengumpul sampah-sampah anorganik dari masyarakat, namun juga menjadi penggerak unit usaha yang dapat memberikan keuntungan kepada bank sampah dan para nasabahnya. Sebagaimana yang sedang diterapkan di bank sampah tempat aku menabung sampahku yaitu program berbelanja dengan sampah, dimana saldo sampah yang dihasilkan dapat diambil dalam bentuk voucher, yang bisa dibelanjakan ke salah satu warung sembako yang ada di area tersebut.
Demikian juga program penukaran poin dengan aneka hadiah. Kemeriahan acara yang diadakan diharapkan dapat menarik perhatian dan minat warga untuk terus memilah dan mengumpulkan sampahnya di bank sampah.
Begitulah pengalaman hari ini. Dari memilah sampah, menabung sampah, dan tanpa diduga-duga tambah satu perangkat memasak di rumah, hadiah dari bank sampah… :)
![]() |
Terima kasih kepada Bu RW yang sudah menggerakkan bank sampah hingga terus berjalan sampai hari ini. Terima kasih kepada teman-teman dari Yayasan Rumah Pelangi atas penjelasannya. Semoga semakin banyak warga masyarakat yang tergerak untuk memilah, mengolah dan menabung sampahnya sendiri demi lingkungan dan tempat tinggal kita yang semakin bersih. Dan semoga pemerintah terus bersungguh-sungguh dalam mendukung upaya masyarakat di dalam menjaga kebersihan, tak hanya sebagai fasilitator, namun dapat turut menjadi penggerak utama sehingga kota Jakarta yang bersih dan berbudaya tidak hanya menjadi slogan namun dapat diwujudkan. Amin :)
------
Melalui twitter, saya mendapatkan foto banner yang ada di bank sampah. Semoga dapat menjadi ilustrasi dan inspirasi bagi para pembaca semua. Terima kasih kepada Yayasan Rumah Pelangi atas foto dan perhatiannya ^^d
0 comments:
Post a Comment