Saturday, August 29, 2020
Tuesday, August 18, 2020
Panen sawi bersama Yanthi 4 tahun yang lalu |
Selalu ada yang pertama untuk segalanya. Demikian pula dalam hal ber-urban farming.
Semua dimulai dari langkah pertama, dan langkah pertama itu berasal dari sebuah pesan via Whatsapp yang sampai, yang menyatakan ingin aku membuatkan instalasi hidroponik di rumah beliau.
Pada saat itu, aku masih mengujicoba membuat instalasi hidroponik dengan menggunakan material-material yang tersedia di dekat rumah. Menganggap pipa PVC adalah material yang paling mudah ditemui, maka aku menggunakannya sebagai kerangka instalasi.
Mudah? Tentu. Murah? Tidak juga. Investasi terbesar dari pembuatan kerangka PVC ada pada sambungan-sambungan antara pipa, baik yang berbentuk L maupun T. Apalagi saat itu saya menggunakan pipa 1¼“ sehingga lumayan juga investasi untuk setiap sambungannya.
Hasil ujicoba itu cukup berhasil. Sawi-sawi samhong bertumbuhan dan hasilnya pun dapat dinikmati.
Namun konstruksi yang saya buat saat itu belum bisa menjadi rekomendasi karena masih tidak stabil bila tertiup angin kencang. Setidaknya saya sudah mencoba.
Dan sepertinya memang demikianlah sistem kepantasan itu bekerja. Saat kita mau memulai, maka terbukalah peluang-peluang selanjutnya, sebagaimana pesan Whatsapp yang masuk ke telepon seluler saya hari itu, 3 tahun yang lalu.
Cipinang Muara, 4 Agustus 2020
#selfreminder
#urbanfarmingwisdoms
#motivarmer
=========
Untuk sharing dan diskusi seputar komposting dan urban farming, silakan melalui link-link berikut:
bit.ly/GrupFBSahabatRumahHijau
bit.ly/PodcastRumahHijaunet
bit.ly/YoutubeRumahHijaunet
Untuk mengikuti pelatihan komposting secara online, silakan langsung klik link berikut:
bit.ly/PelatihanKompostingOnline
Thursday, August 13, 2020
Monday, August 10, 2020
Saturday, August 8, 2020
Monday, August 3, 2020
Maka nutrisi AB mix yang diserap oleh tanaman dalam metode tanam hidroponik niscaya aman untuk dikonsumsi.
Pertanyaan selanjutnya biasanya: apakah nutrisi AB mix adalah zat kimia?
Sebelum hal itu dijawab, yuk kita sepakati dulu pemahaman mengenai unsur kimia yang menjadi pembentuk wujud alam semesta ini.
Sebagaimana air yang kita minum, apakah itu unsur kimia? Ya, dua atom hidrogen bersenyawa dengan 1 atom oksigen (H2O) menjadikannya air. Kebanyakan satu unsur oksigen saja sudah membuatnya tidak lagi menjadi air, namun zat yang disebut peroksida (H2O2), yang tidak dapat diminum, bahkan punya efek tajam dan memutihkan bila terkena suatu benda, apalagi kulit.
Garam dapur yang kita konsumsi setiap harinya terdiri dari unsur kimia natrium dan klorida (NaCl), yang tanpa garam maka makanan pun menjadi hambar dan tidak nyaman dinikmati.
Jadi, apakah unsur kimia itu aman? Bukan hanya aman, kimia adalah bagian dari keseharian kita. Namun tentu tidak semua unsur kimia aman untuk kita konsumsi secara langsung.
Sebagaimana nutrisi AB mix yang terdiri dari belasan unsur makro dan mikro, tentu telah diracik sedemikian rupa sehingga menjadi nutrisi yang membuat tanaman dapat bertumbuh dengan baik. Karena bila unsur-unsur di dalamnya tidak seimbang, tanaman tidak akan bertumbuh sebagaimana yang diharapkan.
Maka nutrisi AB mix adalah AMAN untuk menjadi penyedia kebutuhan nutrisi bagi tanaman.
Apa yang membuat tanamannya menjadi tidak aman untuk dikonsumsi? Yaitu saat kita menyemprotkan pestisida berbahan dasar minyak pada daun dan buah yang ditanam, dengan tujuan untuk mendapatkan hasil tanaman yang sebaik mungkin bentuk dan tampilannya.
Unsur minyak sebagaimana solar, bensin dan minyak tanah yang kerap dijadikan bahan dasar untuk pestisida inilah yang merupakan unsur kimia logam berat yang tidak mudah diurai oleh tubuh bila sampai tertelan. Karena pada dasarnya, minyak dan air tidak akan bisa tercampur kecuali air berada pada tingkat kebasaan yang tinggi.
Oleh karena itu, karena nutrisi AB mix aman untuk tanaman kita, yuk kita fungsikan lahan terbatas untuk bertanam sayuran hidroponik ;)
Cipinang Muara, 3 Agustus 2020
#urbanfarmingwisdoms
#motivarmer
=========
Untuk sharing dan diskusi seputar komposting dan urban farming, silakan melalui link-link berikut:
bit.ly/GrupFBSahabatRumahHijau
bit.ly/PodcastRumahHijaunet
bit.ly/YoutubeRumahHijaunet
Untuk mengikuti pelatihan komposting secara online, silakan langsung klik link berikut:
bit.ly/PelatihanKompostingOnline
Sunday, August 2, 2020
Serunya berkebun organik di tanah kosong milik tetangga 4 tahun yang lalu :) |
Melanjutkan pertanyaan dalam tulisan sebelumnya, jadi, berada di sisi organik manakah diri kita saat ini? Silakan direnungi.
Dan sesungguhnya, sisi organik mana pun yang teman-teman ingin jalankan, maka jalankanlah.
Karena pada hakikatnya, tanaman adalah organisme yang tidak kenal bunuh diri.
Karena dengan bertanam metode apa pun, tanaman tetap akan melakukan fotosintesis, merubah karbondioksida menjadi oksigen yang dibutuhkan oleh manusia.
Karena apa pun metodenya, bila dianggap layak dan pantas, maka tanaman tersebut akan bertumbuh, berbunga bahkan berbuah. Yang dari setiap buahnya akan tersedia puluhan bahkan ratusan benih yang bisa menjadi puluhan bahkan ratusan tanaman yang sama.
Yang pada setiap daun dan buahnya akan memberikan nutrisi yang baik bagi manusia, memberikan kita energi untuk berkarya dan menentukan pilihan: hal baik apa yang akan saya lakukan saat ini.
Karena tanpa terpenuhi kebutuhan nutrisi kita, tentu tidak mudah untuk bisa berpikir secara jernih dan dapat memilih jalan karya yang tidak hanya bermanfaat untuk diri kita sendiri, namun juga untuk banyak orang.
Jadi, di mana pun sisi organik Anda, yuk dijalankan. Karena semakin banyak yang mengeksekusi, niscaya akan semakin memberikan banyak kebaikan bagi lingkungan kita.
Cipinang Muara, 2 Agustus 2020
#urbanfarmingwisdoms
#motivarmer
=========
Untuk sharing dan diskusi seputar komposting dan urban farming, silakan melalui link-link berikut:
bit.ly/GrupFBSahabatRumahHijau
bit.ly/PodcastRumahHijaunet
bit.ly/YoutubeRumahHijaunet
Untuk mengikuti pelatihan komposting secara online, silakan langsung klik link berikut:
bit.ly/PelatihanKompostingOnline
"Sampahnya cantik!"
Bisa jadi kata-kata ini hanya terucap di video ini.
https://youtu.be/Z2Kpq-U5a9A
Apa yang membuat seorang ibu rumah tangga mau memilah dan mengolah sampah rumah tangganya?
Apakah membutuhkan lahan luas untuk melakukan komposting?
Temukan semangat dan keseruannya dalam video ini.
Semoga bermanfaat :D
Dan bila tertarik mendapatkan pendampingan melakukan komposting melalui Pelatihan Komposting Online bersama #rumahhijaunet, silakan klik link berikut ya:
bit.ly/PelatihanKompostingOnline
#PelatihanKompostingOnline
#iburumahtangga
#rumahhijaunet
#komposting
#komposter
#pilahsampahdarirumah
#gogreen
Saturday, August 1, 2020
Karena setiap dari diri kita niscaya memiliki situasi dan kondisi yang berbeda dalam menjalankan urban farming di tempat kita masing-masing. Ada yang memiliki lahan yang cukup luas untuk ditanami dengan cara organik, namun tetap memilih berhidroponik karena menganggap lebih praktis dan hemat waktu. Ada yang memiliki lahan terbatas, namun tetap memilih dengan cara organik karena menikmati mengolah media tanam dan menyiram setiap hari.
Setiap orang memiliki situasi dan alasannya masing-masing dalam ber-urban farming.
Dan setiap orang juga memiliki pandangannya sendiri dalam hal organik dan non-organik.
Ada yang beranggapan bahwa yang disebut dengan organik adalah dengan menggunakan media tanah di lahan yang luas, yang diperlakukan tanpa pupuk kimia sama sekali. Bahkan ada yang beranggapan bahwa dalam organik tanahnya perlu didiamkan dalam jangka waktu tertentu lalu baru ditanami.
Dan itu tidak apa, dan silakan dijalankan.
Saya pribadi termasuk merasa nyaman dalam menjalani kegiatan berkebun menggunakan aliran organik yang kedua, yaitu tidak mempermasalahkan di mana tanaman itu bertumbuh. Karena selama tanaman itu bertumbuh, maka artinya lingkungannya memungkinkan untuk bertumbuh.
Yang menjadi pembeda adalah dalam memperlakukan tanaman saat bertumbuhnya, apakah menggunakan pestisida berbahan dasar minyak atau air dalam rangka menjauhkan hama demi mendapatkan hasil yang maksimal.
Bahan dasar minyak seperti bensin, solar atau minyak tanah yang digunakan sebagai campuran pestisida tentu ditujukan agar tidak mudah larut bila terkena air, sehingga hama tidak mau datang selama tanaman bertumbuh. Dan tentu lebih menghemat tenaga karena tidak perlu berulang-ulang menyemprotkan pestisida.
Dan kabar serunya adalah pada akhirnya manusialah yang akhirnya ikut mengonsumsi minyak-minyak pestisida yang tertempel pada tanaman tersebut karena tidak mudah larut dalam air.
Untuk satu kali makan mungkin masih tidak apa karena tidak terasa. Namun saat pola yang sama terjadi selama puluhan tahun, dan pada saat yang sama tidak diikuti dengan pola hidup sehat seperti olahraga teratur, tidur cukup serta minum air putih yang terserap tubuh sesuai dengan ukuran berat badan*), yang merupakan kegiatan yang memudahkan proses detoksifikasi dalam tubuh, maka bisa jadi hal itu menjadi pemicu terjadinya penyakit berat di masa depan.
Maka selama menggunakan pestisida dengan bahan dasar air seperti pestisida nabati yang menggunakan bahan organik yang berbau tajam, pahit atau pedas, atau menggunakan ecoenzyme, maka bagi saya tanaman tersebut termasuk organik.
Jadi, ada di dalam aliran organik manakah Anda?
Cipinang, 1 Agustus 2020
#urbanfarmingwisdoms
#motivarmer
*) Bila ingin tubuh dapat melakukan detoksifikasi dengan baik, maka ukuran air putih terserap tubuh yang disarankan adalah ‘berat badan dibagi 20’.
Contoh: bila berat badan 60 kg, maka kebutuhan minimal air putih terserap tubuh dalam satu hari adalah 60:20 = 3 liter.
=========
Untuk sharing dan diskusi seputar komposting dan urban farming, silakan melalui link-link berikut:
bit.ly/GrupFBSahabatRumahHijau
bit.ly/PodcastRumahHijaunet
bit.ly/YoutubeRumahHijaunet
Untuk mengikuti pelatihan komposting secara online, silakan langsung klik link berikut:
bit.ly/PelatihanKompostingOnline