Sambil mengurangi tanaman cabai hijau yang sudah merimbun, aku mendapatkan hadiah dari kebunku, yaitu panen cabai hijau dan beberapa terong lalap. Walau hanya 1,5 ons saja, sungguh terasa bahagia dapat menikmati cabai hijau dari kebun sendiri di tengah kenaikan harga cabai akhir2 ini.
Tak dapat dipungkiri bahwa minggu2 terakhir ini adalah masa kurang baik bagi saya dalam berkebun, baik organik, hidroponik, bahkan komposting dikarenakan musim hujan dan aktivitas yang cukup padat (ada faktor malesnya juga sih... 😝).
Namun demikianlah luar biasanya Kuasa Tuhan yang ditunjukkan oleh tanaman yang tumbuh di kebun saya. Sebagaimana betapa terkejut dan bersyukurnya kami saat melihat pohon timun yang terlihat sehat merambat, di balik daun2nya terdapat buah timun yang besar sekali. Baru kali ini ada timun berbuah sedemikian besar selama saya berkebun. Dan hari ini timun itu dipanen.
Sungguh timun berukuran besar itu biasa, namun tumbuh di kebun sendiri di daerah Jakarta dan bebas pestisida, menurut saya itu yang luar biasa. Rasanya, wow... nikmat sekali... 😃🙏
Bibit tomat hitam ini saya dapatkan dari buah-buah tomat hitam indigo mas Chandra Firmantoko. Biji-bijinya saya semai, sebagian ditanam secara organik, sebagian secara hidroponik.
Karena situasi dan kondisi, hanya tomat yang ditanam secara hidroponik yang dapat tumbuh hingga berbuah. Sungguh saya sangat berbahagia melihat tanaman tomat hitam berhasil berbuah. Dan sepertinya benar apa yang pernah diberitahukan mas Chandra kepada saya bahwa niscaya hasil tanaman di dataran tinggi dan rendah hasilnya akan berbeda, salah satunya karena faktor gravitasi. Sebagaimana tomat-tomat hitam yang sudah berbuah ukurannya kecil-kecil, namun tetap memiliki rasa yang segar.
Sudah semakin pede berhidroponik nih. Tinggal meningkatkan semangat dan kapasitasnya. Semoga berhasil. Amin 😃🙏
Pertama kalinya bagi saya membuat pekatan nutrisi AB mix hidroponik untuk buah dan sayuran, masing-masing 5 liter. Kapasitas kebun hidroponik saya memang belum terlalu besar, namun dengan memiliki stok nutrisi, semoga dapat leluasa untuk selalu menanam dan memanen hasilnya.
Musim hujan sudah akan berlalu. Semangat menanam harus lebih digiatkan lagi nih :)
Terima kasih kepada Majalah Griya Asri atas liputan seputar kompostingnya. Semoga dapat semakin menginspirasi lebih banyak orang untuk memilah dan mengolah sampah rumah tangganya demi lingkungan yang lebih bersih dan lebih baik lagi. Amin.
Salah satu hal yang disyukuri bila memiliki kebun sayuran sendiri adalah dapat memanen tanaman yang tumbuh, walau tak terurus dengan baik. Dan Oji, 6 tahun, dapat dilibatkan dalam proses memanennya sebagai bagian dari pelajaran kesehariannya.
Kuakui bahwa 4 minggu terakhir ini adalah periode terburukku dalam hal komposting dan bercocok-tanam. Karena kesibukan (baca: males... 😅), aku lebih banyak membuat lubang organik daripada mencacah sampahku. Karena musim hujan, membuatku enggan melangkah ke ladang untuk membersihkan rerumputan di area organik atau mengukur nutrisi tanaman hidroponik. Melihat serbuan hama, ternyata membuat mental berkebunku agak sedikit ngedrop. Akibatnya, aku tidak membenih lagi selama 4 minggu terakhir.
Semoga setelah rangkaian kesibukan di luar rumah ini berakhir, aku dapat kembali fokus untuk komposting dan bercocok-tanam kembali. Amin.
Pada tanggal 23 Februari 2016, Rumah-Hijau.net mendapat kesempatan untuk berbagi pengalaman seputar kegiatan komposting yang dilakukan sehari-hari di rumah. Semoga dapat memberikan inspirasi bagi siapa pun yang hadir untuk memilah dan mengolah sampah rumah tangganya untuk lingkungan tempat tinggal kita yang lebih baik lagi. Amin :)
