Top Ad 728x90


Friday, October 31, 2014

Hari ke-42 Komposting: Substitusi Penggembur dengan Serbuk Gergaji

by
Serbuk penggembur (bulking agent) merupakan salah satu komponen penting dalam mengolah sampah rumah tangga karena berperan sebagai pengendali kadar air. Kadar air yang berlebih dapat mengakibatkan olahan sampah rumah tangga menjadi lebih bau dan berbelatung lebih banyak. Oleh karena itu, salah satu tips mengatasi bau dan belatung di dalam komposter adalah dengan menaburkan penggembur untuk mengendalikan kadar air. 

Tanpa terasa, sudah sebulan lebih aku mengolah sampah rumah tanggaku. Dan dapat dikatakan aku masih bersemangat untuk mencacah dan mengolah sampah-sampah dapur karena tak lagi membuat tumpukan sampah yang menimbulkan bau di bak sampah depan rumah, selain saat ini memanen pupuk cair dan pupuk padat sudah menjadi bagian dari keseharianku. 

Sedikit masalah tiba karena estimasi yang kurang tepat dalam mempersiapkan penggembur yang sudah hampir habis. Beberapa hari yang lalu, aku sudah memesan kepada Mbak Wilda. Namun hingga hari ini, barang pesananku belum juga tiba, sedangkan 

Sungguh aku memahami kegiatan Mbak Wilda yang niscaya sangat sibuk di dalam menggerakkan bisnisnya. Kehadiran dan pendampingan yang intensif menjadi penting, karena niscaya tak mudah merubah paradigma dalam mengurusi sampah dari sesuatu yang dianggap tak bernilai menjadi sesuatu yang memiliki nilai jual bila diperlakukan dengan benar. Maka bila pesananku yang kabarnya ingin diantarkan Mbak Wilda di antara perjalanan dari rumah menuju kantornya belum juga tiba, sungguh aku dapat memahami kondisinya… :) 

Tuesday, October 28, 2014

Hari ke-40 Komposting - Panen Pupuk Padat ke-2

by

Dengan mulai penuhnya komposter, maka sepertinya hari-hari ke depan akan diisi juga dengan memanen pupuk padat dari komposter nih. Sebagaimana hari ini, setelah menyiapkan saringan pupuk buatan sendiri yang terbuat dari kawat ayak pasir dan reng kayu, aku kembali memanen pupuk padat untuk yang kedua kalinya. 


Karena peralatannya sudah lebih siap, kali ini aku lebih banyak mengambil pupuk padat dari bagian bawah komposter, sedapat-dapatnya sampai ke sisi terdalam dari komposter. Karena padatnya sampah dapur, tak membuat sampah-sampah yang di atasnya jadi rubuh saat aku mengambil bagian bawahnya. 

Friday, October 24, 2014

Hari ke-36 Komposting - Panen Pupuk Padat Pertama

by
Akhirnya, komposterku penuh juga dengan sampah dapur yang sudah diolah. Maka inilah hari yang ditunggu-tunggu, yaitu memanen pupuk padat pertama. 

Saat pintu komposter dibuka, terlihatlah sampah dapur yang dimasukkan sekitar sebulan yang lalu yang telah berwarna kehitaman. Dan dari sanalah aku baru melihat bahwa hasil pupuk padat dari komposterku itu masih memiliki ukuran cacahan yang cukup besar. Masih ada tulang-tulang ayam dan potongan-potongan daun yang belum terurai. 

Dari sanalah aku melihat bahwa untuk panen pupuk padat berikutnya, ada beberapa alat yang harus kupersiapkan, yaitu saringan yang lebih besar (yang harus kubuat khusus dengan kawat jaring), gunting untuk mencacah lagi sampah-sampah yang berukuran besar, juga martil untuk menghancurkan bonggol-bonggol jagung atau tulang-tulang yang masih keras. Demikianlah pada panen yang berikutnya, aku sudah akan lebih siap :) 



Maka hasil panen pupuk padat hari ini hanya sedikit saja. Dan semua itu langsung kutaburkan ke dalam tanah dekat pohon mangga, dengan harapan pohon mangga tersebut akan berbuah lebih baik pada musimnya nanti. Amin ^^ 

Friday, October 10, 2014

Memilah-milah Sebelum ke Bank Sampah

by
Hari Sabtu ini akan menjadi kedua kalinya aku ke bank sampah bila tidak ada aral melintang lainnya. Dan jujur saja, kegiatan memilah sampah sejak dari sampah dapur dan sampah kering saja sudah mengurangi begitu banyak volume sampah. Kini tahap lanjutannya adalah memilah sampah kering itu menjadi beberapa kategori agar lebih mudah penimbangannya saat di bank sampah nanti.

Pagi ini, aku melanjutkan pemilahan sampah kering ke dalam tiga kategori, yaitu plastik, duplek (karton-karton kemasan) dan kertas, karena ketiga hal itulah yang paling banyak di dalam sampah kering rumah tangga kami. Tak sampai 10 menit rasanya semua sampah selesai terpilah, hanya menyisakan beberapa sampah yang tak termasuk kategori yang ada seperti aneka botol-botol kaca.

Saat kulihat tiga karung yang sudah kupilah.... wuiih, banyak juga sampahku dua minggu ini. Bayangkan bila semuanya terbuang di bak sampah depan dan menumpuk lalu menjadi bau karena tercampur sampah dapur. Maka kehadiran komposter dan bank sampah di lingkunganku, juga semangatku untuk memilah sampah yang masih terjaga sampai hari ini, sungguh sangat kusyukuri :)

Thursday, October 2, 2014

Pertemuan Klub Oase: Mendalami dan Berbagi Ilmu tentang Memilah dan Mengolah Sampah

by
http://www.graphicsfactory.com/
Tidak hanya mengajar Pramuka untuk pertama kali yang berkesan bagiku hari ini, melainkan juga karena Mbak Wilda Yanti sebagai pimpinan dari PT Xaviera Global Synergy yang bergerak di bidang pengolahan sampah dapat hadir di dalam pertemuan Klub Oase untuk berbagi ilmu seputar pemilahan dan pengolahan sampah. 

Secara garis besar, apa yang disampaikan Mbak Wilda sudah kuterima sebelumnya saat Mbak Wilda datang ke rumah tempo hari sambil membawa satu set komposter untuk diujicoba di rumah. Dan apa yang disampaikan Mbak Wilda sudah kujalankan dan aku sudah memperoleh pupuk cair dari hasil pengolahan sampah dapur tersebut. Namun pertemuan kali ini, karena diadakan lebih lama dan memiliki penyimak yang lebih banyak dengan pertanyaan yang beragam, maka ilmu yang disampaikan Mbak Wilda pun juga lebih mendalam.

Karena aku sudah menjalani proses komposting yang disampaikan, maka pada hari ini aku mendapat kesempatan untuk berbagi pengalaman di dalam menjalaninya. Dan pada hari ke-13 ini, dapat kukatakan bahwa aku masih menikmati proses tersebut, dikarenakan salah satu manfaat terbesar yang kurasakan yaitu tidak menumpuknya sampah di bak sampah depan rumah karena sampah dapur masuk tong komposter, sedangkan sampah-sampah kering dapat diberikan ke bank sampah. 


Untuk lebih memudahkan cara memilah dan mengolah sampah dengan komposter dari Mbak Wilda, jadilah aku turut berbagi cara memilah dan mengolah sampah yang kuketahui. Mulai dari dapur sampai ke tong komposternya. Kembali Mbak Wilda ikut turun tangan menyacah sampah-sampah dapur yang tersedia, namun karena minat dan semangat para orangtua dan anak-anak dari Klub Oase, jadilah proses penyacahan kali ini berlangsung cepat.


Dengan adanya Mbak Wilda yang menyaksikan caraku mengolah sampah, aku pun mendapat masukan mengenai hal-hal yang perlu disempurnakan seperti jumlah mikroba yang dapat diperbanyak lagi untuk jumlah sampah dapur yang dihasilkan, dan lain sebagainya. 

Dari semua hal yang disampaikan Mbak Wilda, ada sebuah pernyataannya yang begitu membekas di benakku, "Sampah adalah sesuatu yang negatif. Bila diolah dengan negatif pula, maka akan menjadi hal yang negatif lagi. Namun bila diolah dengan positif, maka sampah akan menjadi hal yang positif." 

Pernyataan itu dilanjutkan dengan sebuah cerita bagaimana ada yang ingin memperoleh keuntungan lebih dari pupuk cair yang dihasilkan dengan cara menambahkan air yang menyebabkan pupuk cair itu malah menjadi bau. Sebuah manipulasi yang tidak memberikan keuntungan, tetapi malah jadi merepotkan…


Sampah yang negatif saja dapat menjadi hal yang positif bila dikelola dengan jujur dan positif, apalagi hal-hal yang memang sudah baik dan positif, niscaya akan menghasilkan sesuatu yang sangat baik bila dikelola dengan positif. Semoga kita dapat selalu menjadi bagian dari orang-orang yang berusaha selalu benar dan positif mulai dari niat, proses pengerjaan sampai produk yang dihasilkan di dalam bidang pekerjaan kita masing-masing. Dan semoga dengan ketulusan dan kejujuran yang diupayakan, Tuhan berkenan memberkati setiap usaha kita. Amin.   





Top Ad 728x90